leap

(lapslock and daily language everywhere, this is only a random thought that has been written in such a random time)


kabisat (leap) itu ditambahkan supaya menggenapkan perhitungan karena rotasi dan revolusi itu sendiri bukanlah sesuatu yang genap ya. tapi kemudian such extrinsic factors kayak gempa, bencana dll bisa memperlambat penggenapan itu sendiri yang berujung pada pengganjilan.
usaha penggenapan yang berakhir pada pengganjilan.
jadi sebenarnya perhitungan itu pun adalah sesuatu yang ... umm ... fragile? fickle?
berhitung untuk menggenapkan yang pada akhirnya ganjil juga.
pada akhirnya manusia nggak bisa menentukan sesuatu yang tepat. sedalam apapun perhitungan matematika, tetep aja ada mistake sana sini sana sini.

jadi biarpun seseorang pinter matematika fisika itung-itungan dan segalanya, selalu berujung pada keganjilan. kalau belum menemukan keganjilan, berarti belum dalam.

kesimpulannya: ga ada yang mutlak. tapi kenapa dunia ini tetap berjalan?

ada kekuatan lebih mutlak yang ngatur.

waktu, yang selama ini kita jadikan sebagai patokan, sebenernya adalah kreasi manusia sendiri yang sesungguhnya terpisah dari kemutlakan sesungguhnya yang ada di alam semesta. ciptaan manusia itu selalu ada salahnya, seakurat apapun itu. kalo belum menemukan kesalahan, berarti belum dalam dan akurat

jadi ya sebenarnya: kemutlakan di tangan Allah. hehe.

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: