MWM: Motive? What Motive?

21.54 , , 0 Comments

Suatu hal yang merupakan tebak-tebakan jika ingin mengetahui motif pengeboman ganda di Brussels, tiga hari setelah penangkapan otak di balik Serangan Paris November lalu.

Beberapa sumber, salah satunya BBC1) pun masih menebak-nebak apakah serangan ini telah direncanakan, ataukah sebuah tindakan balas dendam.


Belgia adalah salah satu dari anggota koalisi intervensi militer di Suriah dan Irak yang dipimpin oleh Amerika Serikat2), yang dimulai tahun 2014, dan mengirimkan F-163) yang dimarkaskan di Yordania, salah satu dari lima negara Arab yang bergabung dengan koalisi AS.

Akan tetapi, Belgia mengundurkan diri dari koalisi pada bulan Juli 20154), sembilan bulan setelah bergabung. Brussels mengatakan bahwa mereka tidak lagi dapat melanjutkan pembiayaan terhadap serangan udara tersebut. Hal ini dapat dimaklumi karena serangan udara dan koalisi-koalisi, serta persekutuan, semakin tidak populer setelah dunia begitu terluka karena Perang Dunia II. Perang Vietnam adalah salah satu contoh ketidakpopuleran suatu serangan dari negara adidaya dan koalisinya terhadap suatu ideologi negara. Namun tentu saja, kita tidak dapat memparalelkan Perang Vietnam dengan perang melawan ISIS dewasa ini. Brussels sudah mengundurkan diri bahkan sebelum gonjang-ganjing di Timur Tengah semakin panas setelah kedatangan jet-jet Rusia. Belgia ingin hidup damai, Belgia barangkali ingin kembali pada posisi mereka di awal dekade tahun 2000-an, yang mana mereka berada di faksi oposisi5) melawan perang di Irak pasca pengeboman WTC.

Lepas dari alasan sebenarnya kemunduran Belgia dari koalisi melawan ISIS, entah karena ketidakpopuleran perang tersebut di mata masyarakatnya atau karena berada pada posisi seperti tahun-tahun awal 2000 adalah lebih menguntungkan, satu hal lain muncul: jihadis berhasil menyusupkan dan mewujudkan rencana mereka ke tanah Belgia. Tak peduli Belgia telah mundur ataupun sudah pernah menolak ‘sebuah penghancuran’.

Motif dari pengeboman di bandara dan stasiun tersebut memang belum jelas benar diketahui, tetapi dari beberapa berita yang beredar, peristiwa ini bom bunuh diri—sebuah motif yang sama di manapun letaknya, yang hampir selalu dijalankan oleh jihadis garis keras.

Belgia adalah ibukota Uni Eropa. Belgia adalah pencetus Uni Eropa dan NATO. Brussels adalah jantung Eropa, organ penting NATO. Pukulan terhadap organ penting akan menggetarkan sisi lain dan bahkan merubuhkan papan-papan yang akan menimbulkan efek domino. Pengeboman terhadap Brussels semakin meningkatkan tingkat ketakutan dan was-was dari berbagai kalangan. Baik para warga yang merasa semakin terancam, atau bahkan sekalangan muslim yang takut dengan semakin maraknya islamophobia yang bisa menyerang mereka kapan saja.

Meski merupakan ibukota Uni Eropa, Brussels termasuk ibukota yang kecil (terutama jika dibandingkan dengan Paris, London, Berlin) di Eropa6), sistem CCTV di sana masih belum semaju London atau Paris. Namun bukankah tak mungkin seluruh pintu masuk di berbagai tempat umum menjadi tempat penggeledahan dan memperlambat arus kehidupan orang-orang?

Suatu sistem keamanan adalah regulasi pelengkap. Kemudian, motif pun bukan hal nomor teratas. Hal terpenting dari semua ini?

Perangilah ekstremisme Islam bukan dengan memusuhi orang-orang Islam itu sendiri. Dikucilkan akan membuat orang-orang merasa terasing dan kemudian bergabung pada kelompok garis keras ketika mereka tak lagi diterima oleh komunitas tempat dia berasal.

.

Sumber-sumber data:

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: