Menjinakkan Laut
Menjinakkan Laut
Belanda dan Proyek Raksasanya
Tema: Air
Belanda dan Proyek Raksasanya
Tema: Air
(sebuah tulisan untuk event Holland Writing Competition 2015)
Sebetulnya, apa
yang terkenal dari Belanda selain tulipnya? Tentu saja, dam dan pengeloaan
airnya!
Dari namanya
sendiri, Netherlands alias Belanda ini sudah mencerminkan identitas negaranya.
‘Nether’, dalam bahasa Inggris bisa diartikan sebagai adjektiva ‘lebih rendah’.
Kurang lebih lima puluh persen tanah Belanda berada di bawah garis permukaan
laut. Membahayakan para penduduknya, sementara mereka membutuhkan ruang untuk
hidup, bertahan, dan (dahulu) bercocok tanam.
Sejak dahulu
kala, orang-orang Belanda sudah bertarung dan mencoba berbagai cara untuk
bertahan dari serangan banjir. Tidak satu kali badai besar menerjang negara
tersebut dan menewaskan banyak orang dan merusak berbagai fasilitas milik warga.
Berabad-abad lamanya mereka melakukan inovasi untuk melawan kerasnya alam
terutama dalam elemen air, hingga mereka bisa melakukan sebuah terobosan besar
yang pada akhirnya disebut sebagai ‘tujuh keajaiban dunia’-nya era milenia
modern: mengubah laut menjadi danau!
Bagaimana bisa?
Di Belanda, ada
sebuah teluk dangkal di Laut Utara dengan kedalaman sekitar empat sampai lima
meter, dan garis pantai sekitar tiga ratus kilometer. Teluk itu disebut dengan Zuiderzee, atau secara literal artinya
adalah ‘Southern Sea’.
Laut yang sebenarnya ‘teluk’, Zuiderzee
(sumber: wikipedia)
Pada tahun 1421,
tembok di Zuiderzee roboh karena badai yang membanjiri 72 desa dan bahkan
menelan lebih kurang 10.000 korban jiwa. Peristiwa ini disebut dengan Banjir
St. Elizabeth, karena terjadi tepat satu hari sebelum hari perayaan untuk tokoh
suci ini. Ini bukan yang pertama kali, teman, karena sekitar dua abad
sebelumnya, tahun 1287, banjir juga pernah terjadi di area tersebut dan
mengakibatkan tewasnya penduduk dengan jumlah lima kali lipat dari bencana
tahun 1421.
Lukisan banjir St. Elizabeth tahun 1421
(sumber: wikipedia)
Pada abad ke-17,
dicanangkanlah program pertama untuk mengatasi banjir. Sayangnya, teknologi
untuk menunjang rencana tersebut baru ditemukan di abad ke-19.
Tahun 1913,
Kementrian Transportasi dan Pekerjaan Umum Belanda dipimpin oleh seorang
sarjana teknik sipil Belanda bernama Cornelis Lely. Beliaulah yang menginisiasi
rencana untuk membangun sebuah dam untuk menutup Zuiderzee dan mengubahnya
menjadi danau.
Cornelis Lely, sang penggagas
(sumber: wikipedia)
Walau terdengar
begitu luar biasa dan seolah menjadi salah satu solusi terhebat dalam inovasi
penanggulangan banjir yang pernah dilakukan Belanda, tapi, Kawan, tidak semudah
itu, tentu saja. Rencana Lely baru disetujui pada tahun 1918, dan proyek
penutupan Zuiderzee baru selesai pada tahun 1932. Nama Zuiderzee pun diganti
menjadi IJsselmeer. Statusnya juga
sudah resmi berubah menjadi ‘danau’. Proyek ini selesai lebih cepat dua tahun
dari perkiraan. Salah satu bagian terpenting dari IJsselmeer ini adalah
Afsluitdijk, (Enclosure Dam), yang
merupakan sebuah jalan utama yang membagi Ijsselmeer dan Laut Wadden (bagian
dari Laut Utara).
Afsluitdijk, dengan Laut Wadden di kiri dan Ijsselmeer di kanan
(sumber: wikipedia)
Tapi ternyata, pada
tahun 1953, terjadi lagi sebuah banjir besar hingga area seluas 150.000 hektar
tergenang dan korban jiwa menyentuh angka 2.000. Ini sudah cukup menjadi
pukulan besar untuk Belanda. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah proyek raksasa
jangka panjang yang disebut dengan Proyek Delta.
Peta Proyek Delta (ditandai dengan garis biru)
(sumber: wikipedia)
Yup, bukan mudah
untuk mewujudkan proyek besar demi keselamatan seluruh penduduk dari terjangan
air bah. Setelah ditotal-total, pengerjaan proyek ini memakan waktu selama 50
tahun dan menghabiskan dana 7 miliar USD (data tahun 1997). Meski dinyatakan
selesai di tahun 1997, sebenarnya proyek ini baru benar-benar selesai di
tanggal 24 Agustus 2010, ditandai dengan dibukanya secara resmi dinding
bendungan di sekitar kota Harlingen.
Total ada empat
belas subproyek Delta, yang dimulai sejak dekade 50-an hingga terakhir di 1997.
Berikut rincian proyek tersebut:
Proyek
|
Dimulai
|
Resmi
|
Fungsi
|
Lokasi
|
Stormvloedkering Hollandse IJssel
|
1958
|
1958
|
Tanggul banjir
|
Belanda Selatan dekat Krimpen aan den Ijssel
|
Zandkreekdam
|
1959
|
1960
|
Bendungan
|
Antara
Noord-Zuid Beveland bagian timur
|
Veerse Gatdam
|
1960
|
1961
|
Bendungan
|
Antara Noord-Zuid Beveland bagian barat
|
Grevelingendam
|
1958
|
1965
|
Bendungan
|
Antara
Tholen dan Schouwe-Duiveland
|
Volkerakdam
|
1957
|
1969
|
Bendungan
|
Antra Belanda Selatan dan Zeeland
|
Haringvlietdam
|
1958
|
1971
|
Bendungan
dan tanggul banjir
|
Antara
Voorne-Putten dan Goeree-Overflakkee
|
Brouwersdam
|
1964
|
1971
|
Bendungan
|
Antara Goeree-Overflakkee dan Schouwen Duiveland
|
Markiezaatskade
|
1980
|
1983
|
Bendungan
|
Antara
Zuid-Beveland dan Molenplaat
|
Oosterscheldekering
|
1960
|
1986
|
Tanggul banjir
|
Antara Schouwen-Duiveland dan Noord-Beveland
|
Oesterdam
|
1979
|
1997
|
Bendungan
|
Antara
Tholen dan Zuid Beveland
|
Philipsdamm
|
1976
|
1997
|
Bendungan
|
Antara Grevelingendam dan Sint Philipsland
|
Bathse spuisluis
|
1980
|
1987
|
Lock
|
Bath,
Zeeland
|
Maeslantkering
|
1988
|
1997
|
Tanggul banjir
|
Area Rotterdam
|
Hartelkering
|
1991
|
1997
|
Penghalang
badai
|
Dekat
Spijkenisse, Belanda Selatan
|
Proyek terbesar dari
serangkaian dam tersebut adalah Oosterscheldekering.
Awalnya, tanggul banjir ini didesain sebagai sebuah bendungan tertutup. Namun
publik mengajukan protes, karena jika hal tersebut dilakukan, maka akan terjadi
kerusakan lingkungan yang besar, misalnya hilangnya ekosistem air asin dan
ujung-ujungnya akan merugikan usaha pemanenan kerang. Akhirnya, di
Oosterschelde yang berukuran panjang sembilan kilometer ini pun dibuatkan
bagian ‘gerbang’nya, yang mengambil bagian empat kilometer dari total panjang
proyeknya. Gerbang ini biasanya terbuka, namun bisa ditutup ketika cuaca tidak
bersahabat. Dengan ini, ekosistem air asin masih tetap terjaga, serta daratan
di belakangnya tetap aman dari serbuan badai.
Salah satu bagian dari Oosterscheldekering yang bisa dibuka-tutup
(sumber: wikipedia)
Tampak atas Oosterscheldekering
(sumber: wikipedia)
A tiny-weeny-yet-surprising fact: bahan
yang menyusun Proyek Delta bisa tahan sampai dua ratus tahun! Dan bersama
dengan Proyek Zuiderzee, proyek ini mampu meraih gelar ‘7 Keajaiban Dunia
Modern’ dari American Society of Civil
Engineers.
Tunggu dulu,
Kawan. 2010 memang tahun kompletnya rangkaian proyek pembangunan dam dan
tanggul banjir, tetapi perjuangan tidak berakhir sampai di sana. Ini adalah
sebuah pertarungan jangka panjang dengan alam, terutama dengan naiknya
ketinggian permukaan laut akibat perubahan iklim. Jerry van Eyck, founder !melk (sebuah perusahaan yang
bekerja di bidang arsitektur dan tatakota), mengatakan bahwa dunia mungkin
melihat Belanda sebagai ahli yang luar biasa dalam manajemen perairan, namun
sesungguhnya “tidak ada solusi untuk perubahan iklim”, yang ada hanyalah
kombinasi dari perekayasaan proteksi, baik yang rumit maupun sederhana.
Proyek Delta
bukan sebuah kesimpulan akhir, namun ini adalah gerbang inovasi mutakhir yang
membantu Belanda untuk terus berkembang.
Air bisa menjadi
kawan, bisa menjadi lawan. Belanda telah mampu menjinakkan; sekarang giliran
kita sebagai kawan untuk memberikan bantuan: perlambat laju perubahan iklim! Go green dan kurangi emisi gas ya, guys, supaya suhu bumi tidak terus naik
dan menyebabkan banjir yang lebih besar di berbagai belahan dunia. Salam!
Sumber:
http://www.softschools.com/facts/wonders_of_the_world/delta_works_zuiderzee_works_facts/136/ (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul
19.20)
http://www.iamgreek.nl/in-the-netherlands/2013/05/20/the-zuiderzee-works,-building-the-7th-wonder-of-the-modern-world/ (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.20)
http://dirt.asla.org/2010/09/10/the-netherlands-changing-relationship-with-water/ (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.33)
http://en.wikipedia.org/wiki/Zuiderzee (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.40)
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1485002/Zuiderzee-floods (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.53)
http://www.unmuseum.org/7wonders/zunderzee.htm (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.53)
http://en.wikipedia.org/wiki/Cornelis_Lely (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.58)
http://en.wikipedia.org/wiki/Zuiderzee_Works (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.04)
http://en.wikipedia.org/wiki/Afsluitdijk (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.06)
http://en.wikipedia.org/wiki/Delta_Works (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.12)
http://en.wikipedia.org/wiki/Oosterscheldekering (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 06.04)
http://melk-nyc.com/en/about/firm_profile/ (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 06.29)
http://en.wikipedia.org/wiki/St._Elizabeth%27s_flood_%281421%29 (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 07.49)
http://www.iamgreek.nl/in-the-netherlands/2013/05/20/the-zuiderzee-works,-building-the-7th-wonder-of-the-modern-world/ (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.20)
http://dirt.asla.org/2010/09/10/the-netherlands-changing-relationship-with-water/ (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.33)
http://en.wikipedia.org/wiki/Zuiderzee (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.40)
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1485002/Zuiderzee-floods (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.53)
http://www.unmuseum.org/7wonders/zunderzee.htm (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.53)
http://en.wikipedia.org/wiki/Cornelis_Lely (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 19.58)
http://en.wikipedia.org/wiki/Zuiderzee_Works (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.04)
http://en.wikipedia.org/wiki/Afsluitdijk (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.06)
http://en.wikipedia.org/wiki/Delta_Works (diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.12)
http://en.wikipedia.org/wiki/Oosterscheldekering (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 06.04)
http://melk-nyc.com/en/about/firm_profile/ (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 06.29)
http://en.wikipedia.org/wiki/St._Elizabeth%27s_flood_%281421%29 (diakses pada tanggal 21 April 2015 pukul 07.49)
0 komentar: