Veteran
Adalah sebuah hal miris ketika dialah yang menggelar tirai langit agar
tetap biru (dan tidak berwarna merah darah dan berhujan kebencian juga beraroma
imperialisme dan kolonialisme), tetapi dia tidur tanpa selimut di bawahnya.
Meski anak-cucunya telah bisa membuat selimut dengan tangannya sendiri, mereka
tidak memberikannya padamu.
Mereka mungkin lupa banyak hal, tapi kau tertawa di atas apa yang telah
diperjuangkan. Hai, mungkin ini hanya kauingat dua-tiga kali setahun, tapi dia
selalu ingat—di kotak memori usangnya masih tersimpan itu semua—tentang apa
saja komando yang dia berikan dan seperti apa saja wajah penjajah yang mereka
tombak atau tembak. Dan sorak kemenangan mereka. Dan rintih kegagalan mereka. Dan
semangat mereka dahulu yang selalu membara. Dan rindu mereka pada siapa saja
yang tertinggal sementara mereka merebut hak atas merah-putih.
Hai, marilah ingat lebih sering.
Dan berdoa lebih banyak atas nama mereka.
Dan bersyukur lebih lebih lebih dan lebih dan lebih serta lebih atas apa
yang kaupegang, kaupijak, kauhirup, kaulihat, kaunikmati, dan kaujalani.
0 komentar: