Feminisme

22.33 0 Comments

Feminisme menentang hegemoni dan sistem patriarkt yang mengakar. Namun bukan berarti sepenuhnya mendukung sistem matriarkat, karena setiap orang punya posisinya masing-masing. Tanggung jawab lebih dibebankan pada laki-laki (karena dalam beberapa poin, lelaki memiliki lebih banyak power daripada perempuan), namun bukan berarti dominansinya mengekang kreatifitas dan kebebasan perempuan.

Perempuan berhak memegang prinsip eksistensialisme, dia bebas dan patut menyatakan bahwa dia tidak bisa dikekang ketika dia akan memilih sesuatu dengan batasan-batasan yang dia rasa baik untuknya.
Perempuan bukan objek pemuas desire, tetapi melambangkan kecerdasan dan pemandang dunia yang memiliki sudut pandang terhadap dunia yang berbeda dari laki-laki, karena pengalaman domestik, sosial dan kulturnya. Dunia membutuhkan persepsi yang berbeda sebagai bahan kajian dan pelajaran, oleh karena itu kreatifitas, kebebasan dan keaktifan perempuan diperlukan. Agar dunia tidak hanya dilihat dari persepsi sistem patriarkat dan dominansi serta penilaian sepihak laki-laki terhadap perempuan dan fisiknya belaka.
Dominansi perempuan tidak lantas menjadi tujuan utama dengan alat berupa feminisme ini, namun ini hanya menjadi alat untuk meminta hak tentang kesetaraan gender dan  keadilan bersama.

Menurut pandangan penulis, dalam perspektif feminisme, perempuan yang mendedikasikan hidupnya untuk urusan domestik bukan berarti masih terkungkung di dalam struktur hegemoni laki-laki, karena bisa jadi faktor kultur, pendidikan, dan sosialnya mengarahkannya untuk cenderung memilih jalur yang terlihat seperti tidak bebas. Bisa jadi mengurus anak dan urusan domestik lainnya adalah keinginannya pribadi untuk menciptakan generasi yang baik dengan pendidikan internal secara langsung. Yang dia kejar adalah sebuah kebebasan dengan jalan berbeda.

Unknown

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: